Perawat oh perawat ,,, Setelah berkeliling keliling di google tuk mencari sedikit pengetahuan tentang keperawatan dan cara pandang masyarakat yang saya dapat malah otak yang keblinger....wkwkwkkwkkww.....di rontgen kayak pa ya otak na....ok saya mulai dari hal yang indah
Profesi perawat di indonesia saat ini semakin diterima di mancanegara. Jepang saja memerlukan tenaga perawat indonesia sebanyak 1000 orang sejak tahun 2008, Di Malaysia saat ini telah menyerap banyak perawat Pendidik (Dosen dan Clinical Instructur) dalam berbagai institusi pendidikan Keperawatan data terakhir menyebutkan sekitar 200 orang telah bekerja sebagai perawat Pendidik di negara jiran indonesia itu (Sumber Nursing board Malaysia). Jadi ingat kisah Pertamina tempo dulu....pemerintah negeri jiran mengirim mahasiswanya untuk belajar ke Pertamina dan sekarang banngsa kita akan dijejali SPBU dari negeri jiran!ach jadi ngelantur....kita lanjut lagi sebagian lagi perawat indonesia yang bekerja di Timur Tengah yang terbilang cukup banyak, terutama di Kuwait, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan lain sebagainya, dimana setiap tahun permintaan tenaga Perawat Indonesia ini terus berdatangan.
Bahkan saat ini ditengarai semakin banyak Perawat Indonesia yang terserap untuk bekerja di negara maju, seperti Australia, Korea Selatan, Uni Eropa maupun Kanada dan Amerika Serikat. Di berbagai negara itu ternyata kompetensi Perawat Indonesia sudah mulai diterima, bersaing dengan Perawat dari Filiphina yang telah lebih maju terlebih dahulu
Sekarang kita lihat motif perawat bekerja di luar
negeri bahkan disaat indonesia masih kekurangan tenaga medis dan paramedis
khususnya diwilayah timur sana walaupun tidak sedikit tenaga medis dan
paramedis (khususnya) yang masih menganggur dan bahkan da kasak usuk di
beberapa bagian di negeri ini mengatakan harus rela menyerahkan sejumlah danan
untuk sekedar mendapatkan pekerjaan ironis memang dan sebagian kecil lainnya
malah beralih ke profesi lain, hup,,,,memang perawat sebuah profesi???? kok
saya buat KTP katanya gak da pekerjaan perawat???? Oh maklum saja UU blm ada!
Ok kita lanjut motif para sahabat yang bekerja di luar negeri.
Di Indonesia Gaji perawat mungkin 1 : 10 dengan dokter umum atau 1:
100 dengan dokter spesialis, namun jam kerja dan tuntutan kerja lebih besar
belum lagi paradigma masyakat yang memadang bahwa petugas kesehatan adalah Dokter
dan perawat hanyalah pembantu dokter dan yang lebih sadis danpernah saya dengar
sendiri perawat adalah pembantu si sakit. Bagaimana kalau diluar sana (saya
kutip dari beberapa ilustrasi teman2diluar sana) selain gaji yang dikatakan
beberapa kali lipat penghasilan di negeri sendiri perawat lebih dihargai
(kadang-kadang saja pasien dan keluarga rewel dan suka complain), namun untuk
pelayanan publik, administrasi, dsb kalau kita bilang “I am a nurse in ,……
hospital ” – mereka umumnya mempertimbangkan dan “respect”. Terlebih lagi di Negara-negara seperti Amerika
Serikat, Australia, Inggris dan Negara maju lainnya.
Perawat oh perawat Coba
kita lihat dari aspek pertama Gaji!!!! Nah nie dia motif yang paling
ditunggu2!coba kita hitung2... investasi dan penghasilan bila kita perbandingkan biaya kuliah dan Gaji yang kita dapatkan saat ini kita!!!!!
Rata-rata SPP AKPER/STIKES Swasta per semester
sekarang ini Rp. 5 juta, biaya hidup (kost, makan dan buku) sekitar Rp. 1,5
juta maka per semester uang untuk kuliah dll yang perlu dikeluarkan oleh orang
tua adalah Rp 14 juta per semester. Sehingga katakanlah untuk AKPER total
investasi orang tua adalah Rp. 14 juta x 6 semester = Rp. 84 juta (belum dengan
lain2) sampai lulus. Untuk S1 Keperawatan tentunya menjadi lebih besar,
katakanlah dengan 9 semester berarti menjadi Rp. 126 juta.
Mungkin agak sedikit berbeda dengan mereka yang
kuliah di AKPER Negeri, atau PTN (Fakultas Ilmu Keperawatan). Namun katakanlah
mereka yang kuliah di negeri separuhnya dari yang swasta (salah satu teman saya
baru diwisuda di ekstension FIK UI, habis 60 juta). Dan 10 tahun lagi mungkin
saja untuk menjadi perawat biaya yang dikeluarkan orang tua menjadi 2 kali
lipatnya .
Kalau kita saat ini bekerja jadi perawat di Indonesia
katakanlah bekerja di 2 RS total income 2 juta sebulan, sabetan 1 juta sebulan
(Biaya hidup rata-rata di Jakarta 1,5 juta sebulan, cicilan rumah 1 juta
sebulan, maka saving 500 rb perbulan). Untuk mengembalikan Modal Kuliah (BEP)
berarti 500 rb x 12 = 6 juta pertahun saving kita, maka untuk BEP kuliah di
AKPER adalah 14 tahun dan S1 berarti 21 tahun.
Lah kan gaji kita naik juga, OK tetapi pertimbangkan
harga-harga (Inflasi) juga naik.
Sekarang ini kalau kita bekerja di LN mungkin BEP nya
bisa dipercepat (Pensiun Dini). Katakan saja yang tadinya kita saving pertahun,
di LN bisa kita saving jadi per 2 bulan misalnya, maka BEP AKPER adalah 84 juta
: 36 juta/tahun = 2 tahun , 3 bulan dan S1 Keperawatan : 3 , 5 tahun hmmmm
Lumayan kan jauhnya !!!!
Kita sebagai perawat tidak usahlah membandingkan
dengan BEP Profesi lain, cukup tetap yakin dan fokus bahwa menjadi perawat
adalah hal yang terbaik buat kita. Dan sedikit SMART dalam mengembangkan
kesejahteraan, pendidikan dan martabat profesi.
Pesan saya (JANGAN DIIKUTI Kalau TIDAK YAKIN). Kalau
kita masih bergaji di kisaran UMR (+- 10%) (Jakarta the regional minimum wage
(UMR) for 2006 to Rp 816.000 ($93) per month) coba intip peluang yang lain dan
buru-buru keluar saja.
Dan coba pertimbangkan hitung Gaji kita dalam jam
(JANGAN dalam BULAN) !!!.
1 juta sebulan = Rp. 6.250 (perjam) total jam kerja 40
jam/minggu rata-rata
5 juta sebulan = Rp. 31.250 (perjam)
10 juta sebulan = Rp. 62.500 (perjam)
50 juta sebulan = Rp. 312.500 (perjam)
Dikutip dari: http://duniakeperawatan.wordpress.com
Setahun atau dua
tahun yang lalu saya sempat posting di fb bahwa pendapatan saya dan beberapa
teman tenaga kontrak disalah satu Rumah Sakit besar dibali perjamnya sebesar Rp
4.700, kalo di hitung hitung dengan pendapatan terakhir kali saya bekerja
disana sich dah masuk hitungan Rp 9.725 per jam,,, teman disamping saya langsung
berseru mantap....Lanjutkan yes,,,,yes,,,,yes,,,,
Hem,,,, Perawat oh
perawat ,,, bagaimana tempat kerjamu sobat???
Kesimpulan:
Dimanapun kita berada dan apapun latar belakang kita, saat kita sedang
menapaki jalan yang telah kita ambil sebagai sebuah keputusan besar dalam hidup
kita
Besaran gaji yang kita terima bisa menjadi tolak ukur bahkan dasar dari
perjalanan kita walau tidak semua dari kita akan mengambil keputusan yang sama
Idealisme dan rasionalisme merupakan dualisme selalu bersigungan dan kadang
setiap unsur didalamnya akan selalu bersikukuh dengan pendapatnya walau
sebenarnya masih ada satu jalan yang bisa dilalui yaitu kombinasi, seperti yang
sedang saya lalui saat ini selain idialisme saya sebagai seorang perawat saya
juga menggeluti sebuah bisnis sebagai seorang Financial Consultant, atau kalau
tidak cocok juga da keputusan terakhir
yang sobat bisa ambil segera banting setir/pindah gerbong profesi lain.
No comments:
Post a Comment