Bagaimana cara pandang masyarakat terhadap profesi keperawatan, ternyata sangat berkaitan dengan bagaimana pelayanan keperawatan, bagaimana tidak cara pandang masyarakat yang posifit terhadap Profesi keperawatan tentu akan meningkatkan dorongan secara psikologis bagi para perawat melakukan asuhan keperawatan demikian pula sebaliknya. namun pada kenyataannya pelecehan pelecehan terhadap profesi keperawatan kerap terjadi, mari kita ingat kembali dan coba kita bahas
Perawat Dikategorikan
Pekerjaan Low-Skilled Singapura Minta Maaf demikian judul berita di koran
Kompas, edisi Rabu, 13 feb 2013 berita ini sempat heboh di dunia maya, diblog
banyak bloger yang bertajuk perawat menyajikan berita ini demikian juga
jejaring sosial facebook todak ketinggalan twitter. “kesalahan teknis” adalah
kambing hitam yang disalahkan Gan Kim Yong menteri kesehatan singapura, sementara Deputi
Perdana Menteri Teo Chee Hean menyampaikan permohonan maafnya yang sangat
mendalam. Pemerintah sudah memperbaiki kesalahan tersebut dengan menghapuskan
kata low skilled dan mencantumkan pentingnya kontribusi perawat. Sebuah tindakan terpuji
seorang negarawan yang berani meminta maaf dan mau menerima kritik akan
kesalahannya
Stereotipe
yang berkembang di masyarakat akan pentingnya peranan seorang dokter telah
membuat profesi perawat dipandang sebelah mata
. Profesi keperawatan adalah profesi yang sangat mulia yang penuh dilema dan batasan-batasan yang terkadang karenanya batasan itu menjadi abu-abu diantara batasan hitam dan putih,
. Profesi keperawatan adalah profesi yang sangat mulia yang penuh dilema dan batasan-batasan yang terkadang karenanya batasan itu menjadi abu-abu diantara batasan hitam dan putih,
Dua minggu sebelum berita Perawat Dikategorikan Pekerjaan
Low-Skilled Singapura Minta Maaf di koran Kompas Terulang Kembali Pelecehan
profesi Perawat OVJ menampilkan sosok Suster ngesot yang dulu pernah di DEMO
oleh banyak perawat di Indonesia, yang diakhiri somasi dari PPNI ke stasiun tv
Trans7, akhirnya permintaan maaf pun dengan jantan disampaikan pihak Trans7
bahkan menurut PPNI Kota Denpasar melalui accunt Facebooknya bahwa Trans7 akan
menayang program siaran yang melibatkan perawat melalui PPNI, yang akan
ditayangkan pada bulan Maret ini.
Kemudian Saya kutip berita empat
bulan sebelumnya dari TRIBUNNEWS, Puluhan mahasiswa keperawatan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa
Keperawatan (HMK) Sulsel unjuk rasa di depan pintu masuk area Komisi DPRD Sulsel,
Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Rabu (26/9/2012).
Mereka meminta DPRD Sulsel mengembargo rencana pemutaran film
berjudul Suster Gepeng di bioskop pada 11 Oktober 2012 dan di stasiun TV
Nasional jadwal tersebut.
Koordinator lapangan (Korlap) aksi HMK Sulsel, Ijal (25)
mengatakan, jika film tersebut ditayangkan maka melecehkan sekaligus menurunkan
derajat profesi keperawatan. Pelecehan untuk kesekian kalinya.
Nah yang ini saya tidak tahu berakhir bagaimana apakah bangkitnya
suster gepeng jadi tayang atau enggak???, rasanya lanjut tayang juga nie film
pa lagi menilik pernyataan anggota dewan beberapa bulan sebelumnya terhadap
profesi perawat
Masih segar di ingatan saya setahun lalu ramai
di perbincangkan bagaimana jawaban jawaban seorang anggota dewan tentan RUU
Keperawatan didepan mahaisswa Keperawatan, bagi teman teman yang belum pernah
menontonnya silakan klik disini, sunggur ironis bukan seorang anggota dewan yang seharusnya bisa menjembatani
profesi ini menuju cita cita lebih baik justru berbicara memakai asumsi dalam
masyarakat daripada menggunakan sebagian otaknya untuk memaknai sebuah arti
kata PERAWAT.
Tidak mengherankan memang profesi yang mulia ini seringkali menjadi lelucon yang tidak mendidik dan bahkan kadang melecehkan, bahkan di dalam Buku Ajar: Keperawatan Perioperatif, Bab 3 Hal 69. Disebutkan telah terjadi pelecehan secara verbal terhadap perawat. Dalam sebuah penelitinan perawat di texas bagian barat pada tahun 1985 telah dilaporkan terjadi 77% pelecehan secara verbal terhadap manajer perawat dan 82% para perawat staf.
Tidak mengherankan memang profesi yang mulia ini seringkali menjadi lelucon yang tidak mendidik dan bahkan kadang melecehkan, bahkan di dalam Buku Ajar: Keperawatan Perioperatif, Bab 3 Hal 69. Disebutkan telah terjadi pelecehan secara verbal terhadap perawat. Dalam sebuah penelitinan perawat di texas bagian barat pada tahun 1985 telah dilaporkan terjadi 77% pelecehan secara verbal terhadap manajer perawat dan 82% para perawat staf.
Dalam blog puskesmasbatu putih berau ditulis dengan amat detail bagaimana profesi ini menjadi
profesi yang sangat Delimatis melalui 4 poin yaitu:
1. Dunia Pertelevisian, Periklanan dan
Perfilm-an Tentang Profesi Keperawatan Di Indonesia.
2. Menjamurnya Akper-Akper Swasta dan
Stikes-Stikes Serta Program Pendidikan Perawat di Berbagai Daerah.
3.
PPNI Pusat dan Daerah, Koordinasi dan
Informasi Penting Bagi Kami.
4.
Sahkan Undang-Undang Keperawatan.
No comments:
Post a Comment