Friday, March 1, 2013

Cara pandang masyarakat terhadap profesi perawat

Bagaimana cara pandang masyarakat terhadap profesi keperawatan, ternyata sangat berkaitan dengan bagaimana pelayanan keperawatan, bagaimana tidak cara pandang masyarakat yang posifit terhadap Profesi keperawatan tentu akan meningkatkan dorongan secara psikologis bagi para perawat melakukan asuhan keperawatan demikian pula sebaliknya. namun pada kenyataannya pelecehan pelecehan terhadap profesi keperawatan kerap terjadi, mari kita ingat kembali dan coba kita bahas

Perawat Dikategorikan Pekerjaan Low-Skilled Singapura Minta Maaf demikian judul berita di koran Kompas, edisi Rabu, 13 feb 2013 berita ini sempat heboh di dunia maya, diblog banyak bloger yang bertajuk perawat menyajikan berita ini demikian juga jejaring sosial facebook todak ketinggalan twitter. “kesalahan teknis” adalah kambing hitam yang disalahkan Gan Kim Yong menteri kesehatan singapura, sementara Deputi Perdana Menteri Teo Chee Hean menyampaikan permohonan maafnya yang sangat mendalam. Pemerintah sudah memperbaiki kesalahan tersebut dengan menghapuskan kata low skilled dan mencantumkan pentingnya kontribusi perawat. Sebuah tindakan terpuji seorang negarawan yang berani meminta maaf dan mau menerima kritik akan kesalahannya
Stereotipe yang berkembang di masyarakat akan pentingnya peranan seorang dokter telah membuat profesi perawat dipandang sebelah mata
. Profesi keperawatan adalah profesi yang sangat mulia yang penuh dilema dan batasan-batasan yang terkadang karenanya batasan itu menjadi abu-abu diantara batasan hitam dan putih,
Dua minggu sebelum berita Perawat Dikategorikan Pekerjaan Low-Skilled Singapura Minta Maaf di koran Kompas Terulang Kembali Pelecehan profesi Perawat OVJ menampilkan sosok Suster ngesot yang dulu pernah di DEMO oleh banyak perawat di Indonesia, yang diakhiri somasi dari PPNI ke stasiun tv Trans7, akhirnya permintaan maaf pun dengan jantan disampaikan pihak Trans7 bahkan menurut PPNI Kota Denpasar melalui accunt Facebooknya bahwa Trans7 akan menayang program siaran yang melibatkan perawat melalui PPNI, yang akan ditayangkan pada bulan Maret ini.
Kemudian Saya  kutip berita empat bulan sebelumnya dari TRIBUNNEWS, Puluhan mahasiswa keperawatan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Keperawatan (HMK) Sulsel unjuk rasa di depan pintu masuk area Komisi DPRD Sulsel, Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Rabu (26/9/2012).
Mereka meminta DPRD Sulsel mengembargo rencana pemutaran film berjudul Suster Gepeng di bioskop pada 11 Oktober 2012 dan di stasiun TV Nasional jadwal tersebut.
Koordinator lapangan (Korlap) aksi HMK Sulsel, Ijal (25) mengatakan, jika film tersebut ditayangkan maka melecehkan sekaligus menurunkan derajat profesi keperawatan. Pelecehan untuk kesekian kalinya.
Nah yang ini saya tidak tahu berakhir bagaimana apakah bangkitnya suster gepeng jadi tayang atau enggak???, rasanya lanjut tayang juga nie film pa lagi menilik pernyataan anggota dewan beberapa bulan sebelumnya terhadap profesi perawat
 Masih segar di ingatan saya setahun lalu ramai di perbincangkan bagaimana jawaban jawaban seorang anggota dewan tentan RUU Keperawatan didepan mahaisswa Keperawatan, bagi teman teman yang belum pernah menontonnya silakan klik disini, sunggur ironis bukan seorang anggota dewan yang seharusnya bisa menjembatani profesi ini menuju cita cita lebih baik justru berbicara memakai asumsi dalam masyarakat daripada menggunakan sebagian otaknya untuk memaknai sebuah arti kata PERAWAT. 
Tidak mengherankan memang profesi yang mulia ini seringkali menjadi lelucon yang tidak mendidik dan bahkan kadang melecehkan, bahkan  di dalam Buku Ajar: Keperawatan Perioperatif, Bab 3 Hal 69. Disebutkan telah terjadi pelecehan secara verbal terhadap perawat. Dalam sebuah penelitinan perawat di texas bagian barat pada tahun 1985 telah dilaporkan terjadi 77% pelecehan secara verbal terhadap manajer perawat dan 82% para perawat staf.

Dalam blog puskesmasbatu putih berau ditulis dengan amat detail bagaimana profesi ini menjadi profesi yang sangat Delimatis melalui 4 poin yaitu:
1.       Dunia Pertelevisian, Periklanan dan Perfilm-an Tentang Profesi Keperawatan Di Indonesia.
2.       Menjamurnya Akper-Akper Swasta dan Stikes-Stikes Serta Program Pendidikan Perawat di Berbagai Daerah.
3.       PPNI Pusat dan Daerah, Koordinasi dan Informasi Penting Bagi Kami.
4.       Sahkan Undang-Undang Keperawatan.

Bagaimana Profesi ini kedepan??? Tak kan ada yang ampu menjawab dengan pasti, sebagaimana disebut puskesmas batu putih berau ke empat poin diatas sangatlah berpengaruh dengan keberadaan profesi Keperawatan maupun paradigman Keperawatan dalam masyarakat, akan tetapi perlu diingat dua dari empat poin tersebut muncul dari perawat dan organisasi perawat melalui cara pandang saya perawat sendiri  yang memiliki kuasa penuh mau dibawa kemana profesi ini, dan bagaimana merubah paradigma masyarakat tentang profesi keperawatan.

No comments: