Tuesday, March 5, 2013

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

Pada usia prasekolah yang spesifik adalah pada perkembangan psikoseksual yaitu anak berada pada fase falik. Terutama berlangsung dari usia 3 – 5 tahun. Pada fase ini kepuasan anak berpusat pada genetalia dan masturbasi. Pada usia 6 tahun terjadi permainan seks ringan. Hal ini muncul karena


rasa keingintahuan dan eksplorasi seksual. Pada masa ini anak menyadari perbedaan anatomis antara jenis kelamin yang berbeda dan sangat memikirkan tentang bagaimana cara kerjanya.

Pada usia prasekolah anak mengalami Oedipus komplek (mencintai ibunya) dan Elektra komplek (cemburu dengan lawan jenis). Hal ini disebabkan karena pada tahap ini anak mulai dapat merasakan dorongan seksual yang kemudian ditujukan pada orang tua lawan jenis, selain itu juga adanya rasa ketakutan akan gangguan pada tubuh kerena merasa berbeda dengan orang tua lawan jenis. Tahap Oedipus biasanya berakhir pada akhir periode usia prasekolah dengan identifikasi kuat pada orang tua sejenis.

Untuk mengatasi masalah diatas pendidikan seks secara dini sangat diperlukan pada usia prasekolah.
Anak usia prasekolah memiliki sejumlah besar informasi selama masa kehidupan mereka yang masih singkat. Meskipun pikiran mereka belum matur, anak selalu mencari penjelasan dan alasan yang logis dan masuk akal bagi mereka.
Ada dua aturan yang mengatur jawaban pertanyaan yang sensitive mengenai topic seperti seks. Aturan pertama adalah mengetahui apa yang diketahui dan dipikirkan anak. Dengan menginvestigasi teori, anak telah menghasilkan penjelasan yang masuk akal, orang tua tidak hanya bisa memberikan jawaban yang benar, tetapi juga membantu anak memahami mengapa penjelasan mereka tidak akurat. Alasan lain untuk menemukan apa yang dipikirkan anak sebelum memberi informasi apapun adalah bahwa jawaban yang tidak ditanyakan bisa saja yang diberikan.
Aturan kedua untuk meberikan informasi adalah harus jujur. Memang benar bahwa sebagian besar informasi yang benar akan dilupakan atau disalahartikan oleh anak prasekolah, tetapi yang lebih penting adalah informasi yang benar dapat diulang kembali sampai anak menyerap dan memahami kenyataan tersebut. Meskipun kata-kat anatomis yang benar mungkin sulit diucapkan atau lebih sulit diingat, kata-kata tersebut merupakan isi dasar untuk menjelaskan konsep lain di kemudian hari.

Motorik kasar.
Ketrampilan motorik kasar bertambah baik. Anak Usia Prasekolah dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih lancar. Anak dapat mengembangkan kemampuan oleh raga, seperti meluncur dan berenang.
1.      Pada anak usia 3 tahun
Anak dapat mengendarai sepeda roda tiga, menaiki tangga menggunakan kaki bergantian, berdiri satu kaki selama beberapa menit dan melompati sesuatu.
2.      Pada anak usia 4 tahun
Anak mampu melompat dengan satu kaki, menangkap bola dan menuruni tangga dengan kaki bergantian.
3.      Pada anak usia 5 tahun
Anak dapat melompat dengan kaki bergantian, melempar dan menangkap bola, melompati tali, dan berdiri seimbang satu kaki bergantian dengan mata tertutup.
Motorik halus
1.      Pada anak usia 3 tahun
Anak dapat membangun menara 9 atau 10 balok, membuat jembatan dari 3 balok, meniru bentuk lingkaran, dan menggambar tanda silang.
2.      Pada anak usia 4 tahun
Anak dapat merekatkan sepatu, meniru gambar bujur sangkar, menjiplak segilima dan menambahkan 3 bagian ke dalam gambar garis
3.      Pada anak usia 5 tahun
Anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar segilima dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis dan menulis beberapa huruf dan angka serta nama depan.
Psikososial
Menurut Erikson anak usia antara 3 – 6 tahun berada pada tahap " inisiatif versus rasa bersalah". Anak menganggap orang terdekat adalah keluarga. Anak telah menguasai perasaan otonomi. Dengan dukungan orang tua dalam imajinasi dan aktifitas, anak berupaya menguasai perasaan inisiatif. Anak merasa bersalah ketika orang tua tidak menerima imajinasi dan aktifitasnya. Sehingga muncul ansietas dan ketakutan karena merasa tidak sesuai dengan harapan orang tua.
1.      Rasa takut
Pengalaman anak selama periode prasekolah umumnya lebih menakutkan dibandingkan dengan periode lainnya. Rasa takut umumnya terjadi antara lain : kegelapan, ditinggal sendirian terutama pada saat menjelang tidur, binatang terutama binatang yang besar, hantu, mutilasi tubuh, nyeri dan objek serta orang-orang yang berhubungan dengan pengalaman yang menyakitkan.
2.      Sosialisasi
Hubungan anak dengan orang lain dan selain orang tua meluas termasuk kakek nenek, saudara kandung dan guru-guru sekolah dan menoleransi perpisahan singkat dari orang tua dengan sedikit atau tanpa proses. Anak memerlukan interaksi yang teratur dengan teman sebaya untuk membantu mengembangkan keterampilan social. Anak usia prasekolah cenderung memperoleh keamanan dan kenyamanan dari benda-benda yang sudah dikenal, seperti mainan boneka atau foto anggota keluarga. Mereka mampu melalui banyak ketakutan, fantasi dan ansietas yang dapat terselesaikan melalui permainan, terutama jika dipandu dengan objek permainan yang tepat.
3.      Bermain dan mainan
Permainan anak usia prasekolah biasanya bersifat asosiatif (interaktif dan kooperatif). Anak usia prasekolah memerlukan hubungan dengan teman sebaya. Aktifitas harus meningkatkan pertumbuhan dan keterampilan motorik, seperti melompat, berlari dan memanjat. Permainan imitative, imajinatif dan dramatis adalah penting. Usia prasekolah merupakan tahap khas untuk bermain dengan teman imajinatif
4.      Disiplin
Figur yang berwenang (mis, ayah) harus menerapkan disiplin yang adil, tegas dan konsisten. Anak memerlukan penjelasan sederhana mengenai alasan mengapa perilaku tertentu tidak diperbolehkan. Pada situasi yang melibatkan konflik, timeout yang singkat membantu anak memulihkan ketegangan, mencapai kembali kendali dan berpikir mengenai perilakunya.
5.      Kognitif
Teori Piaget sebenarnya tidak meliputi periode yang khusus untuk anak usia prasekolah. Tahap perpikir praoperasional pada perkembangan kognitif, dari usia 2 sampai 7 tahun, memiliki 2 fase yaitu :
            1)      Fase prakonseptual (rentang usia 2 – 4 tahun)
·     Anak membentuk konsep yang kurang lengkap dan logis dibandingkan dengan konsep orang dewasa
·         Anak membuat klasifikasi yang sederhana
·         Anak menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang simultan
·         Anak menampilkan pemikiran yang egosentrik
            2)      Fase intuitif (rentang usia 4 – 7 tahun)
·      Anak menjadi mampu membuat klasifikasi, menjumlahkan, dan menghubungkan objek-objek, tetapi tetap tidak menyadari prinsip-prinsip dibalik operasi tersebut
·         Anak menunjukkan proses berpikir intuitif (anak menyadari bahwa sesuatu adalah benar, tetapi ia tidak dapat mengatakan alasannya)
·         Anak tidak mampu melihat sudut pandang orang lain
·         Anak menggunakan banyak kata yang sesuai, tetapi kurang memahami makna sebenarnya
·         Anak usia prasekolah menunjukkan cara berpikir magis dan percaya bahwa semua pikirannya mengandung kekuatan. Mereka dapat merasa bersalah dan bertanggung jawab terhadap pikiran-pikiran buruk, yang kadang-kadang terjadi bersamaan dengan kejadian yang diharapkan (mis, mengharapkan adiknya mati dan pada saat yang sama adiknya menjadi jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit).
6.      Bahasa :
Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata, berbicara kalimat dengan tiga atau empat kata dan berbicara terus menerus.
Rata-rata anak usia 4 tahun mengucapkan 1500 kata, mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan, dan bernyanyi lagu yang sederhana. Usia 4 tahun merupakan usia puncak untuk pertanyaan "mengapa".
Rata-rata anak usia 5 tahun dapat mendapatkan 2100 kata, mengetahui empat warna atau lebih, dan dapat menamakan hari-hari dalam satu minggu atau bulan
7.      Moral
Anak usia prasekolah berada pada tahap prakovensial dalam perkembangan moral, yang terjadi hingga usia 10 tahun. Pada tahap ini, perasaan bersalah muncul, dan penekanannya adalah pada pengendalian eksternal. Standar moral anak adalah apa yang ada pada orang lain, dan anak mengamati mereka untuk menghindari hukuman atau mendapatkan penghargaan.Pada orientasi hukuman dan kepatuhan, anak (berusia sekitar 2 sampai 4 tahun) menilai berapakah suatu tindakan baik atau buruk bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan. Apabila anak dihukum , maka tindakan tersebut berarti buruk, apabila anak tidak dihukum maka tindakan tersebut berarti baik, tanpa memperhitungkan tindakan tersebut.
8.      Spiritual
Pengetahuan anak tentang keyakinan dan agama dipelajari dari orang lain yang bermakna dalam lingkungan mereka, biasanya dari orang tua dan praktik keagamaan mereka (Kenny, 1999). Namun pemahaman anak kecil mengenai spiritualitas dipengaruhi oleh tingkat kognitifnya. Anak prasekolah memiliki konsep konkret mengenai Tuhan dengan karakteristik fisik, yang sering kali menyerupai teman imajiner mereka. Mereka mengerti kisah sederhana dari kitab suci dan menghafal doa-doa yang singkat, tetapi pemahaman mereka mengenai makna ritual ini masih terbatas. Mereka memperoleh manfaat dari penjelasan konkret yang diberikan oleh pemuka agama, seperti gambar kitab suci dan cerita tentang kelahiran utusan Tuhan mereka.
Perkembangan kesadaran sangat terkait dengan perkembangan spiritual. Pada usia ini anak mempelajari kebenaran dari kesalahan dan berperilaku dengan benar untuk menghindari hukuman. Perbuatan salah menimbulkan perasaan bersalah, dan anak prasekolah sering salah mengartikan penyakit sebagai hukuman akibat pelanggaran mereka yang nyata atau khayalan. Penting bagi anak untuk memandang Tuhan sebagai pemberi cinta tanpa syarat, bukan sebagi hakim dari perilaku baik atau buruk. Berdoa kepada Tuhan dan mengobservasi tradisi keagamaan (mis,berdoa sebelum makan atau tidur) dapat membantu anak melalui periode stres, seperti hospitalisasi.
9.      Psikoseksual
Anak usia prasekolah berada pada fase phalik yaitu kepuasan anak berpusat pada genetalia dan masturbasi. Anak mengalami apa yang disebut oleh Freud sebagai konflik odipus. Anak prasekolah membentuk kelekatan yang kuat dengan orang tua yang berlawanan jenis kelamin sambil mengidentifikasi orang tua yang berjenis kelamin sama (Electra complek), dan dalam beberapa kasus juga dapat terjadi Oedipus Complex yaitu mencintai orang tua yang berlawanan jenis kelamin. Konflik ini biasanya berakhir pada akhir periode usia prasekolah.
MASALAH KESEHATAN DAN KEPERAWATAN YANG TERJADI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
Pada masa prasekolah insiden penyakit menular telah sangat menurun sejak ditemukannya imunisasi dan komplikasi serius akibat infeksi juga semakin berkurang dengan penggunaan antibiotic dan anti toksin, tapi infeksi masih sering terjadi dan perawat harus mengetahui agens infeksius agar dapat mengenali penyakit dan menerapkan intervensi preventif dan suportif yang tepat.
Banyak penyakit menular menyebabkan gangguan kulit yang mengganggu ketidaknyamanan anak terutama akibat ruam adalah gatal, dan upaya seperti mandi air dingin (biasanya tanpa sabun) dan losion (mis.kelamin) sangat membantu
Untuk menghindari panas berlebihan, yang meningkatkan gatal, anak mengenakan pakaian yang ringan, longgar, tidak iritatif dan dijaga jauh dari matahari. Apabila anak tetap menggaruk, kuku harus dijaga tetap pendek dan halus sarung tangan dan pakaian berlengan dan bertungkai panjang mungkin diperlukan.
Fungsi terpenting perawat sehubungan dengan parasit ini adalah edukasi preventif pada anak dan keluarga mengenai higiene yang baik dan kebiasaan yang sehat. Mencuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah makan, sebelum menyiapkan makanan, dan selalu mencuci tangan setelah dari toilet.
Mencegah penyakit parasit usus
Selalu mencuci tangan dan kuku dengan sabun dan air sebelum makan dan menangani makanan dan setelah ke toilet
Hindari memasukan jari ke mulut atau menggigiti kuku
Larang anak menggaruk daerah anus dengan tangan kosong
Minum air yang telah mendapat penatalaksanaan khusus
Ajari anak untuk defekasi hanya di toilet tidak di tanah
Pakai sepatu jika keluar
selengkapnya tentang penyakit anak pra sekolah silakan klik disini
MASALAH KEPERAWATAN
  1. Resiko terjadi cidera
  2. Gangguan bicara (gagap)
  3. Ketakutan akan kegelapan, ditinggal sendiri, binatang yang besar, hantu
  4. Stress akibat kelahiran sibling, ketakutan penyakit

No comments: