Askep Mekanisme Pertahanan Ego (MPE) Secara fisiologis manusia
dilengkapi dengan ‘antibodi’ suatu sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit yg berfungsi melindungi tubuh dari
penyakit
Secara psikologik manusia juga
dilengkapi dengan suatu mekanisme pertahanan yg disebut sebagai ‘defense
mekanisme’ membantu melunakkan
kekecewaan / menyesuaikan diri thdp tekanan-tekanan hidup
1.
DEFINISI
Sekumpulan pola perasaan,
pikiran atau perilaku yg bersifat involunter/ tidak disadari/ unconsious yg timbul
akibat adanya bahaya psikikis yg mengancam
Dalam aliran psikoanalisis dari Sigmund
Freud,
mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra-diri. Orang yang sehat biasa menggunakan berbagai mekanisme pertahanan selama hidupnya. Mekanisme tersebut menjadi patologis bila penggunaannya secara terus menerus membuat seseorang berperilaku maladaptif sehingga kesehatan fisik dan/atau mental orang itu turut terpengaruhi. Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi pikiran/diri/ego dari kecemasan, sanksi sosial atau untuk menjadi tempat "mengungsi" dari situasi yang tidak sanggup untuk dihadapi.
mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra-diri. Orang yang sehat biasa menggunakan berbagai mekanisme pertahanan selama hidupnya. Mekanisme tersebut menjadi patologis bila penggunaannya secara terus menerus membuat seseorang berperilaku maladaptif sehingga kesehatan fisik dan/atau mental orang itu turut terpengaruhi. Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi pikiran/diri/ego dari kecemasan, sanksi sosial atau untuk menjadi tempat "mengungsi" dari situasi yang tidak sanggup untuk dihadapi.
Mekanisme pertahanan dilakukan oleh ego sebagai salah satu bagian dalam
struktur kepribadian
menurut psikoanalisis Freud selain id, dan super ego. Mekanisme tersebut
diperlukan saat impuls-impuls dari id mengalami konflik satu sama lain, atau
impuls itu mengalami konflik dengan nilai dan kepercayaan dalam super ego, atau
bila ada ancaman dari luar yang dihadapi ego.
2.
Faktor penyebab
Faktor penyebab perlunya dilakukan mekanisme
pertahanan adalah kecemasan. Bila kecemasan sudah membuat seseorang merasa
sangat terganggu, maka ego perlu menerapkan mekanisme pertahanan untuk
melindungi individu. Rasa bersalah dan malu sering menyertai perasaan cemas.
Kecemasan dirasakan sebagai peningkatan ketegangan fisik dan mental. Perasaan
demikian akan terdorong untuk bertindak defensif terhadap apa yang dianggap
membahayakannya. Penggunaan mekanisme pertahanan dilakukan dengan membelokan
impuls id ke dalam bentuk yang bisa diterima, atau dengan tanpa disadari
menghambat impuls tersebut.
3.
TUJUAN
Penggunaannya adalah untuk
melenyapkan konflik psikik / cemas/ distres yg mungkin timbul agar hilang dari kesadaran
Mekanisme ini tidak selalu
diartikan sebagai suatu yg patologik, oleh karena tidak jarang dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk hidup damai
dengan dirinya sendiri
Banyaknya MPE yg dipakai
setiap menghadapi stres, sampai dapat mengganggu taraf penyesuaian diri
seseorang dapat dipakai sebagai indikator untuk menentukan derajat kesehatan jiwa
seseorang.
4.
KLASSIFIKASI
·
Narsisistik : berdasarkan diri sendiri (ego)
·
Immatur : tidak matang / belum dewasa
·
Neurotik : dibawa ke dalam suatu kecemasan
·
Matur : matang / dewasa
ARSISISTIK
Ø Proyeksi
Menyalahkan orang lain atas kelalaian/
kekurangannya atau menyalahkan orang atas dorongan/ keinginannya yg tidak dapat
diterima oleh masyarakat umum
Ø Denial
Menolak mengakui yg sebenarnya
betul
Ø Distorsi
Merubah realitas agar sesuai
dengan kebutuhan dunia dalamnya
IMMATUR
Ø Acting out
Mengeluarkan keinginan yg tak
sadar ke alam sadar secara langsung
maupun tak langsung
maupun tak langsung
Ø Hipokondriasis
Pikiran tertuju kepada fungsi
tubuh dengan mengatakan tubuhnya sakit yang gawat
Ø Bloking
Penghentian arus pikir yg
tiba-tiba
Ø Regresi
Mundur ke fase perkembangan yg
telah dilalui yg terfiksasi
Ø Introyeksi
Semua kekeliruan dibawa ke
dalam diri sendiri ok salah sendiri
Ø
Fantasi
Fantasi
Khayalan yg memuaskan keinginan
dan kebutuhan yg tidak dimiliki dalam realita
Ø Konversi
Konflik psikologis diubah ke
dalam dirinya menjadi keluhan fisik
NEUROTIK
Ø Represi
Menekan peristiwa tertentu
dari alam sadar ke alam tak sadar
berbuat seolah-olah tidak cemas
berbuat seolah-olah tidak cemas
Ø Displacement
Mengalihkan pikiran kepada
bentuk yg lain dimana secara emosional pikiran tadi masih ada hubungannya
Ø Disosiasi
Mempunyai kepribadian yg
berbeda dalam waktu yg sama
Ø Isolasi/amnesia lakunaris
Menghilangkan suatu pikiran/
kenangan/ pengalaman dari alam sadar
Ø Rasionalisasi
Mengalihkan segala sesuatu ke
proses rasio yg bebas dari segala emosinya
Ø Reaksi formasi
Perilaku yg berlawanan dengan
perasaan kita yg sebenarnya
MATUR
Ø Altruisme
Pelayanan yg berlebihan
terhadap seseorang yg sifatnya membangun
Ø Supresi
Menekan/ mengendalikan suatu pikiran
/ perasaan secara sadar
Ø Sublimasi
Mengarahkan dorongan dari
dalam dirinya kepada yg dapat diterima masyarakat
Ø Humor
Ekspresi perasaan ditunjukkan
tanpa menimbulkan rasa tidak senang orang lain
Ø Antisipasi
Perencanaan untuk masa depan
dalam menghadapi rasa tidak senang yg timbul dalam dirinya
Ø Ascetisisme
Menghilangkan perasaan yg
menyenangkan yg timbul dari suatu pengalaman yg menyenangkan pula
5.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah :
1)
Penyelesaian kerusakan
2)
Kecemasan
3)
Pola napas tidak efektif
4)
Koping individu tidak efektif
5)
Diam
6)
Gangguan pembagian bidang energi
7)
Ketakutan
8)
Inkontinensial
9)
Stres
10)
Cedera resiko terhadap......
11)
Perubahan nutrisi
12)
Respon pasca trauma
13)
Ketidakberdayaan
14)
Gangguan harga diri
15)
Gangguan pola tidur
16)
Isolasi sosial
17)
Perubahan proses berfikir
18)
Gangguan eliminasi urine
6.
INTERVENSI
Tujuan
umum : Klien akan mengurangi
ansietasnya dari tingkat ringan hingga panik.
Tujuan
khusus :
Klien mampu :
•
Membina hubungan saling percaya
•
Melakukan aktifitas sehari-hari
•
Mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang
kecemasannya
•
Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas
•
Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya
•
Klien terlindung dari bahaya.
a)
Ansietas ringan
Deskripsi Batasan karakter Intervensi
Ansietas ringan adalah ansietas normal dimana motivasi individu pada
keseharian dalam batas kemampuan untuk melakukan dan memecahkan masalah
meningkat. - Tidak nyaman
-
Gelisah
-
Insomnia ringan
-
Perubahan nafsu makan ringan
-
Peka
-
Pengulangan pertanyaan
-
Prilaku mencari perhatian
-
Peningkatan kewaspadaan
-
Peningkatan persepsi pemecahan masalah
-
Mudah marah
-
Fokus pada masalah masa dating
-
Gerakan tidak tenang - Perhatikan tanda peningkatan
ansietas
-
Bantu klien menyalurkan energi secara konstruktif
-
Gunakan obat bila perlu
-
Dorong pemecahan masalah
-
Berikan informasi akurat dan fuktual
-
Sadari penggunaan mekanisme pertahanan
-
Bantu dalam mengidentifikasi keterampilan koping
yang berhasil
-
Pertahankan cara yang tenang dan tidak terburu
-
Ajarkan latihan dan tehnik relaksasi
b)
Ansietas sedang
Deskripsi Batasan karakter Intervensi
Ansietas sedang adalah cemas yang mempengaruhi pengetahuan baru dengan
penyempitan lapangan persepsi sehngga individu kehilangan pegangan tetapi dapat
mengikuti pengarahan orang lain. - Perkembangan dari ansietas ringan
-
Perhatian terpilih dari lingkungan
-
Konsentrasi hanya pada tugas-tugs individu
-
Suara bergetar
-
Ketidaknyamanan jumlah waktu yang digunakan
-
Takipnea
-
Takikardia
-
Perubahan dalam nada suara
-
Gemetaran
-
Peningkatan ketegangan otot
-
Menggigit kuku,memukul-mukulkan jari,menggoyangkan
kaki dan mengetukkan jari kaki - Pertahankan sikap tidak tergesa-gesa,tenang
bila berurusan dengan pasien
-
Bicara dengan sikap tenang,tegas meyakinkan
-
Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana
-
Hindari menjadi cemas,marah,dan melawan
-
Dengarkan pasien
-
Berikan kontak fisik dengan menyentuh lengan dan
tangan pasien
-
Anjurkan pasien menggunakan tehnik relaksasi
-
Ajak pasien untuk mengungkapkan perasaannya
-
Bantu pasien mengenali dan menamai ansietasnya
c)
Ansietas berat
Deskripsi Batasan karakter Intervensi
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat menurun. Individu
cenderung memikirkan hal yang sangat kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.
Individu tidak mampu berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan,untuk
dapat memusatkan pada daerah lain.
-
Perasaan terancam
-
Ketegangan otot yang berlebihan
-
Diaforesis
-
Perubahan pernapasan
-
Napas panjang
-
Hiperventilasi
-
Dispnea
-
Pusing
-
Perubahan gastrointestinalis
-
Mual muntah
-
Rasa terbakar pada ulu hati
-
Sendawa
-
Anoreksia
-
Diare atau konstipasi
-
Perubahan kardivaskuler
-
Takikardia
-
Palpitasi
-
Rasa tidak nyaman pada prekokardia
-
Berkurangnya jarak persepsi secara berat
-
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
-
Rasa terbakar
-
Kesulitan dan ketidaktepatan pengungkapan
-
Aktivitas yang tidak berguna
-
Bermusuhan - Isolasi pasien dalam lingkungan yang
aman dan tenang
-
Biarkan perawatan dan kontak sering sampai konstan
-
Berikan obat-obatan pasien melakukan hal untuk
dirinya sendiri
-
Observasi adanya tanda-tanda peningkatan agitasi
-
Jangan mennyentuh pasien tanpa permisi
-
Yakinkan pasien bahwa dia aman
-
Kaji keamanan dalam lingkungan sekitarnya.
d)
Panik
Deskripsi Batasan karakter Intervensi
Mengungkapkan sampai tingkat dimana individu berada pada bahaya terhadap
diri sendiri dan orang lain serta dapat menjadi diam atau menyerang dengan cara
kacau. - Hiperaktif atau imobilitasi berat
-
Rasa terisolasi yang ekstrim
-
Kehilangan desintegrasi kepribadian
-
Sangat goncang dan otot-otot tegang
-
Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan kalimat
yang lengkap
-
Distori persepsi dan penilaian yang tidak realistis
terhadap lingkungan dan ancaman
-
Perilaku kacau dalam usaha melarikan diri
-
Menyerang - Tetap bersam pasien;minta bantuan
-
Jika mungkin hilangkan beberapa stressor fisik dan
psikologisdari lingkungan
-
Bicara dengan tenang,sikap meyakinkan,menggunakan
nada suara yang rendah
-
Katakan pada pasien bahwa nada (staf) tidak akan
membahayakan dirinya sendiri atau orang lain
-
Isolasikan pasien pada daerah yang aman dan nyaman
-
Lanjut dengan perawatan ansietas berat
7. Implementasi
7. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal
dengan menggunakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam
melaksanakan keperawatan, haruslah dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan
kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas
ketentuan rumah sakit.
8. Evaluasi
Ansietas ringan :
1)
Pasien mampu menggunakan koping secara efektif
untuk mengatasi ancaman potensial atau aktual
2)
Pasien mampu meningkatkan pengetahuan tentang
situasi diri
3)
Pasien melaporkan peningkatan harga diri
Ansietas sedang :
1)
Pasien menerima ancaman secra realitas
2)
Pasien mengekspresikan berkurangnya tingkat
ansietas
Ansietas berat :
1)
Pasien mengungkapkan penurunan
prilaku,afektif,gejala fisiologis dari ansietas.
2)
Pasien mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk
konsentrasi dan mengikuti dengan bantuan terhadap lingkungan sekitar.
3)
Menggunakan strategis koping untuk mengurangi
ansietas.
4)
Menggunakan pikiran persepsi dan ansietas terlebih
dahulu.
Panik :
1)
Pasien tidak membahayakan diri sendiri dan orang
lain.
2)
Pasien mengekspresikan penurunan perasaan ansietas.
3)
Mulai membuat keputusan untuk diri sendiri.
No comments:
Post a Comment